Sabtu, 10 September 2011

CURRICULUM VITAE

Name               : Zuraida, SE. I
Home Adress  : Jl. Tabrani Ahmad Komp. Graha Bumi Khatulistiwa3 Blok F No.16
Phone number : +6285245152467
Email               : zuraida.thamrin@gmail.com

Date of Birth   : August 27, 1987
Place of Birth  : Pontianak
Religion           : Islam
Status              : Singel


Educational Qualifications:
Elementary school       : SD N 31 Pontianak
Junior High School     : SMP N 3 Pontianak
Senior High School     : SMA N 1 Pontianak
College                        : STAIN Pontianak (S1 degree)

Works experiences:
Lecturer of Macro Economy at Syari’ah Major of STAIN Pontianak
Tuttor Assisstance of Environmental Economics of Universitas Terbuka (UT)
Operational Manager at Kemysantra Science Center (KSC)

Training courses attended:
National Seminary: Redikalsai Pemahaman dan Sikap Keberagamaan 2011
Basic Writing Training of FLP Kalbar 2010
Certificate of Jelajah Nusantara Dirjen KesBangPol 2010
Training Mediator Profesional di Pontianak oleh Walisongo Mediation Center tahun 2010
Project Management Training di Pontianak oleh Walisongo Mediation Center 2010
Leadership Workshop BADKO Kal-Bar 2010
Certificate of Pendidikan Bela Negara di Wilayah Perbatasan 2010
National Seminary; Strategi Percepatan Pembangunan Kawasan Perbatasan Sebagai Serambi Depan Negara dalam rangkaian MUNAS LAPMI 2010
Training: Pelatihan membaca dan membedah APBD BEM UNTAN 2008
Pelatihan Koperasi dan Kewirausahaan Tingkat Pelajar dan Mahasiswa 2008
Seminary of Pendidikan anti Kekerasan menuju Kalimantan Barat yang Semakin Cerdas dan Bermartabat oleh PII Kal-Bar 2007
Technical Scientfic Writing Training of STAIN Pontianak 2007
National Intermediate Training (Latihan Kader II) untuk anggota HMI bertempat di Malang tahun 2006

Organisational experiences:
Girl Scout Movement in STAIN Pontianak as member
HMI (executive of Islamic association of university student branch Pontianak) as secretary
HMI (executive of Islamic association of university student branch Pontianak) as Head of PPPA
CAIREU (Center of Accelerating of Inter-Religion and Ethnic Understanding) as activist
BEM (Badang Eksekutif Mahasiswa) STAIN Pontianak as Treasury
HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Syari’ah STAIN Pontianak as Information and Communication Secretary

Main Publications:
Article: “Peran Mediasi Konflik dalam Membangun Masyarakat Multikultural” year 2011 published in a book entittle; Suara Kami Buat Perdamaian: Refleksi atas Nestapa dan Cita-cita Perdamaian di Kalbar
Thesis: “Perilaku Konsumtif dalam Islam (Studi Komparasi Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Jurusan Dakwah dan Mahasiswa Jurusan Syar’ah Angkatan Tahun 2005 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak year 2010
Article: “Selayang Pandang Sejarah dan Perkembangan Perbankan Islam” year 2009 published in a book entittle; Ekonomi Islam: Sekarang dan Masa Depan
Short story: “Hujan di Kota Kecil” year 2009 published in Pontianak Post
Article: “Lembaga Zakat dan Pemahaman Ummat Terhadap Zakat (1)” year 2008 published in Borneo Tribun
Article: “Lembaga Zakat dan Pemahaman Ummat Terhadap Zakat (2)” year 2008 published in Borneo Tribun
Article: “Krisis Global Akibat Paradigma Kapitalisme” year 2008 published in Borneo Tribun
Poem: “Tanpa-Mu” year 2007 published in Change News Letter


Sebuah Renungan: PROVOKED


Provoked: sebuah film tentang perjuangan seorang perempuan India korban kekerasan domestic yang membunuh suaminya dalam mencari keadilan di mata Hukum Negara berperadaban tinggi, Inggris. Awalnya, semua orang menyalahkannya, laki-laki, perempuan, hukum bahkan orang-orang yang jelas menjadi saksi hidup atas kekerasan yang  dialaminya. Tapi semua diam, bahkan memberi kesaksian bohong atas rasa sakit fisik dan psikis yang dialaminya selama 10 tahun. Kiran, nama perempuan itu, akhirnya mendobrak tradisi sekaligus melanggar hukum positif karena kekerasan yang selama bertahun-tahun menderanya dari orang yang paling dikasihinya. Pada suatu malam ketika rasa sakit itu memuncak dan air mata telah membuncah tak terkendali, Kiran menyulut nyala kecil pada lilin yang akhirnya membakar hangus sang suami, hingga akhirnya sang suami meninggal dunia.
Peristiwa ketidakadilan yang dialami Kiran di rumah suaminya sendiri, tidak lantas berakhir pasca kematian suaminya. Ketidakadilan tersebut kemudian kembali harus dihadapi Kiran pada ranah hukum formal. Hukum di Inggris pada masa itu hanya melihat Kiran sebagai tersangka yang membunuh suaminya, tanpa menelisik pemicu dibalik pembunuhan tersebut, yang ternyata adalah kekerasan domestic yang menimpa Kiran selama sepuluh tahun.
Perjuangan Kiran dalam film yang merupakan dokumentasi kisah nyata ini, merupakan kunci revolusi hukum di Inggris.  Isu mengenai perempuan dan kekerasan domestic (KDRT) pada akhirnya menjadi isu yang juga diperhatikan semenjak mencuatnya kasus Kiran tersebut. Namun, perjuangan untuk menjadi setara dan dilindungi bagi perempuan tidak akan pernah usai karena masih banyak Kiran-Kiran lain yang belum tersentuh keadilan yang sesungguhnya.
Demikianlah, synopsis ringkas sebuah film yang baru saja aku saksikan. Benar-benar nyata, hingga rasanya bisa kuhirup seperti udara. Benar-benar menyentuh, hingga mungkin menimbulkan trauma tersendiri bagiku. Benar-benar tak terlupakan, setiap adegan terekam jelas dalam memoriku, pukulan, tendangan, tamparan, perkosaan yang dilakukan oleh orang yang paling dicintai, membuatku seolah-olah dapat merasakan setiap jengkal luka dan rasa sakitnya. Namun, satu hal yang paling nyata adalah ketidakadilan yang kerap kali dialami oleh korban kekerasan perempuan, ketidakadilan di rumah sendiri dan bahkan ketidakadilan di mata hukum.
Sebagian besar orang buta akan isu ini, bahkan memilih untuk pura-pura buta karena sensitivitas kesetaraan gender yang rendah atau karena paradigm partriarkhi yang meraja menyebabkan kewajaran bahwa “sudah selayaknya” perempuan sebagai makhluk kelas dua. Selain masyarakat dan hukum, ternyata agama juga terkesan tidak peka terhadap isu ini. Meskipun mungkin ada dalil-dalil agama yang mengukuhkan bahwa perempuan bukanlah makhluk kelas dua, tetapi interpretasi yang kerapkali misoginis merupakan hak prerogative penafsir yang mayoritas paradigmanya adalah partriarki.
Parahnya lagi, ketika perempuan secara harfiah telah menjadi korban kekerasan di rumah tangganya, mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka adalah korban dan tetap bertahan dengan menganggap wajar terjadinya kekerasan tersebut pada diri mereka sendiri. Sekali lagi ini tentang paradigm, paradigm yang telah mengakar dan dianggap benar, paradigm patriarki dimana laki-laki adalah makhluk superior sementara wanita adalah makhluk kelas dua.

Kamis, 01 September 2011

Have No Idea


I still have no idea what to write. My mind is full lately. Many things happen so fast and do not give me a minute to breath.  I really want to stop for a while, only stop to see around what I have left behind, count every step, understand every sighs, appreciate every moment indeed.
Finally, my mom do talk to me just like before, just like nothing happen between us. But, nothing change, she is still the same. And the worse, I think she always tries to kill my dream. No girl expects this, neither do I.
I always wonder why life teaches me harder than others. I find myself can not move on nor back to my last spot. All things are problems with endless solution. I try to stay steady, but that was just pretend to be steady. I want to across everything and change many things, the choice, people that I met, life where I lived, what I have right now or at least my perspective right now.