Senin, 25 November 2013

SESUATU TENTANG PAGI


Oleh Zuraida

Pagi membayang di langit dunia
membuat sirnah mimpi-mimpi kala mata ini terbuka
mereka berguguran menjadi titik-titik embun sepertiga malam
namun tak semua lenyap,
karena ada mimpi yg ku gantung di serambi langit
dan kuberharap mimpi itu tak hilang kala pagi menjelang

Fajar,ajari aku berjalan dg tegap
rupanya ada sebaris takut di lembaran hati
mampukah kaki ini berlari menyongsong mimpi agar jadi nyata
fajar,ajari tubuh ini memberontak lelah
rupanya ada sebait keputusasaan dalam puisi jiwa
mampukah kerapuhan ini menantang takdir yang abadi

Bekalku hanya sekantong harapan,
sepotong keberanian,
secarik kekuatan,
dan seuntai doa

Pagi membayang di langit dunia
dan kulihat semburat semangat terbit di ufuk timur
angin pagi nyanyikan sebuah lagu
tentang satu kata anti kepasrahan,tak boleh menyerah
selalu, selalu dan selalu
ku harap tangan ini tlah menggenggam cita kala senja menjelang

 10 September 2009 pukul 6:29

07.26 - No comments

CORETAN TANPA JUDUL

oleh: Zuraida

biar kuukir rindu ini menjadi berbait-bait puisi
yang terbuat dari tetesan air mata
yang terbuat dari goresan darah
yang terbuat dari benang-benang nyawa
hanya agar KAU berpaling padaku...

Bukankah KAU tahu???
kuterjaga dalam pekat malam-malamMu,
sementara mereka terlelap oleh buaian tangan-tangan gelap
kutergeming dengan kaki-kaki lumpuh dan kelu menyembahMU,
sementara mereka bebas menjelajahi mimpi-mimpi indah
kumerintih, menghamba pada telapak kakiMU,
sementara mereka tak perduli bahwa tlah menginjak kepalaMU
semua itu kulakukan hanya agar KAU iba padaku

Betapa aku merindukanMU
merindukan cintaMU
segala daya kan kuupayakan
agar KAU berkenan mendudukkanku disisiMU

 30 Agustus 2009 pukul 12:47

Untuk Melat dari Sayap Jibril

Aku ingin menyentuh & menatap wajahmu,
bukan dengan sentuhan tangan dan pandang mata,
tapi dengan sentuhan & pandang cahaya yang bisa menjauhkan gelap dari terang,
hingga duri tak sempat meruncing perih.
Aku ingin menggenggammu bukan dengan tangan,
tapi dengan kekuatan hati nan dalam,
yang bisa menjauhkan keburukan dari keindahan hingga fitnah tak brtahan melepaskan apa yg kita genggam. Aku ingin mencium jemarimu bukan dengan bibir,
tapi dengan zikir yg bisa menjauhkan kotor & bersih,
hingga nafas tak hapuskan kesucian.
Oh,membuncah air mataku,
dalam menyentuh wajah, kuat menggenggam hati, dan hening jemari suci....

Oleh: Juwandi Ahmad

SAKURA


Oleh: Zuraida

Sakura………….
Tumbuh indah di sudut jiwa
Harum semerbak menebar bahagia
Tanpa terasa kini tlah berbunga
Tumbuh dewasa karena kujaga
Namun marabahaya dating tak disangka
Gugurkan mahkota-mahkota indahnya
Tak kusangka ia begitu rapuh
Dan akarnya tak menopang dengan teguh
Tak kusangka ia mudah layu
Dan harumnya dengan cepat di usir sang bayu
Tak kusangka ia akan kalah
Dan kini aku hanya bias pasrah dan mengalah
Sakura……
Membayang di depan gapura
Sangat mempesona
Namun terselubung kabut duka
Duka yang bersembunyi di balik tawa
Sakura……..
Symbol musim semi yang mempesona
Yang dulu kucinta
Kini kan selalu kucela
Karena kau membuatku menderita
Karena kau membuatku membenci cinta!
Pontianak, 25 Maret 2004, Pukul 19.40 WIB

SEPOTONG SENJA UNTUK IMAN

Oleh: Zuraida



Ini adalah senja terakhir iman, aku menatap punggungmu menjauh
Senja memeluk keberadaanmu utuh,
Menyisakan bayang-bayang sedih di hatiku.
Hendak kemana kau iman?
Hatiku bertanya lantang tanpa suara
Namun, isak itu terdengar nyaring membungkus sepotong senja yang kau sisakan untukku.
Kau semakin menjauh iman, menyisakan aku dalam peluk lembayung yang sunyi
Aku menangis, iman, dengarlah isakku…
Aku menyesal, iman, lihatlah luruhan air mataku..
Tak kusangka itu adalah senja terakhir bersamamu
Tak kusangka itu adalah tatap terakhir teduhmu

Pontianak, 25 Nop 2013

Think Piece of Scientific Reasoning


By Zuraida

There are two kinds of the way to state scientific reasoning, deduction and induction. In order to state the logics, there are two concepts of statements that have to be considered, premises of the inferences and the conclusion. The deductive inference has this following property: if the premises are true, then the conclusion must be true too. When we reason deductively, we can be certain that if we start with true premises, we will end up with a true conclusion. On the other hand, the premises of the inductive inference do not entail the conclusion. Inductive reasoning is quite capable of taking us from true premises to false conclusion. Despite this defect, we seem to rely on inductive reasoning throughout our lives, often without even thinking about it. This phenomena is quiet interesting. Why do we have to rely on whit this inductive reasoning that quite capable of taking us to false conclusion?
The scientists also use this inductive reasoning whenever they move from limited data to a more general conclusion, which they do all the time.  But, Karl Popper claimed that scientists only need to use deductive inferences. Although inductive reasoning is not logically water light, it nonetheless seems like a perfectly sensible way of forming beliefs about the world. But, again, David Hume argued that the use of induction cannot be rationally justified at all, we can give no satisfactory answer, he thought. Then, appear a term of “inference to the best explanation”. Well, this is kind of any inference which is not deductive.
From the chapter two, I can conclude that, the scientific reasoning that used by scientists and philosophers is not only mean for their own interest on fields of science, but also applied to critic their own way of thinking. If it so, I can see now that we can conclude that there is no truly truth but only scientific truth, relativity.

Science and Knowledge

Oleh: Zuraida
 
There are two important terms related to philosophical of science: science and knowledge.  Knowledge is anything known to man (Ahmad Tafsir, 2004). Others definitions mentioned knowledge as cognition, or finding through mental perception, etc. The sources of knowledge are authority, intuition, thought, and perceptions. Further term is science or scientific knowledge. Science is more complex than knowledge. Science has to meet some requirements and a certain way of thinking called scientific methodology.
Philosophy of science is a philosophical study tends to answer questions about the nature of science, which in terms of ontological, epistemological and axiological. In term of philosophy of science, we have to consider about scientific method as the instrument of thinking in philosophy. Scientific method is a way to get a working knowledge of the size of a rational and its rationality can be tested by showing the facts.
Since we know that science is more complex and specific than knowledge, I wonder, what is the position of knowledge in human live? In what case people will need ordinary knowledge or common sense knowledge? Is the concept of common sense knowledge contributes the form of science and scientific knowledge?
Scientific methodology leads us to the science and scientific knowledge. But what happen in the era when the idea of scientific methodology has not existed yet? What kind of methodology that people used before they found scientific methodology? Did they use a scientific methodology to describe scientific methodology it-self?

Jumat, 18 Oktober 2013

Belajar Bahasa, Belajar Budaya

Oleh: Zuraida

Ini adalah catatan yang tertinggal dari sekeping pengalaman hidup yang baru saja sempat aku tuliskan dalam hal belajar berbahasa. Pada bulan September 2013 yang lalu, aku mendapatkan sebuah kesempatan untuk menjadi penterjemah dalam salah satu proyek yang diadakan oleh ACHMEA Belanda dengan salah satu rekannya analis konflik dan ketahanan terhadap bencana-aku bingung menyebutkan istilah tepatnya dalam bahasa Indonesia-namun, setidaknya begitulah profesi rekannya secara terminology. Mereka berdua (Mr. Pieter dan Ms. Melanie) datang ke Kalimantan Barat untuk sebuah observasi awal salah satu lembaga keuangan yang cukup besar pangsa pasarnya di Kalimantan Barat. Lembaga mereka akan memberikan bantuan kepada lembaga keuangan tersebut sehingga mereka memerlukan studi awal mengenai kemungkinan dan efektivitasnya, kira-kira begitu. Mereka menghabiskan waktu semingggu di Kalimantan Barat, dua hari di Sintang dan sisanya di Pontianak. Kebetulan aku berkesempatan menemani observasi mereka dua kali di Pontianak untuk dua lembaga keuangan sejenis yang sedang mereka pelajari.

aku dan Melanie....

Peranku di situ adalah sebagai seorang penterjemah. Sebelumnya, aku sudah pernah menterjemahkan sebanyak dua kali, tapi tidak pernah melakukannya seorang diri. Jadi, ini adalah kesempatan pertamaku menterjemahkan seorang diri. Pertemuan pertama antara aku, Mr. Pieter dan Ms. Melanie berlangsung di salah satu hotel bintang tiga di Pontianak. Pertemuan pertama kami membahas tentang peranku di sana dan sedikit banyak mengenai tema yang akan mereka bahas dengan kedua lembaga keuangan yang akan mereka temui. Aku mendapat gambaran yang lumayan jelas saat itu untuk membuatku mempersiapkan diri. Setidaknya tema yang akan mereka bahas adalah tentang ekonomi, koperasi dan lembaga keuangan.
Awalnya aku sangat antusias. Setelah pertemuan pertama kami tersebut, aku memiliki waktu dua hari untuk mempersiapkan diri karena dua hari itu mereka memiliki agenda ke Sintang. Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari sebanyak mungkin informasi penting mengenai perusahaan mereka di internet. Aku mempelajari sejarahnya serta karakteristik di bidang apa perusahaan mereka bekerja hingga aku bias memahami secara umum tujuan mereka melakukan observasi awal di Kalimantan. Bagiku, ini akan membantuku memahami perspektif mereka dan akan membantu saat aku menterjemahkan untuk orang-orang dari lembaga keuangan di Pontianak yang akan mereka temui. Kedua, yang kulakukan adalah membaca sebanyak mungkin artikel berbahasa inggris terkait dengan isu-isu seputar ekonomi, koperasi dan lembaga keuangan. Hal ini akan membantuku menjadi lebih familier dengan kemungkinan istilah-istilah yang akan mereka gunakan nanti. Ketiga, aku mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai lembaga keuangan di Pontianak yang akan mereka observasi, thanks God, lembaga keuangan itu memiliki website untuk informasi-informasi mereka. Saat itu, aku sudah merasa siap.

aku dan Pieter......

Tekanan semakin besar pada hari H. Aku kembali bertemu Pieter, Melanie dan orang-orang dari lembaga keuangan yang akan mereka observasi. Ini adalah yang pertama kalinya dan aku ingin melakukannya dengan sebaik mungkin. Namun, justru perasaan tertekan itu membuatku menjadi tidak focus dan kehilangan konsentrasi—konsentrasi adalah yang terpenting pada saat oral translation—ingat itu. Pertemuan pertamaku tidak begitu berjalan mulus, aku kesulitan mengenali beberapa istilah spesifik, dalam hal ini kamus dan istilah terminology kurang membantu. Belakangan setelah kuliah, aku baru sadar bahwa sociolinguistics itu sangat penting dalam proses penterjemahan langsung maupun tidak langsung. Upayaku mengumpulkan informasi mengenai perusahaan Pieter dan Melanie dan lembaga keuangan yang mereka teliti pada saat itu benar-benar sangat membantu. Hal tersebut memberiku cukup informasi dan pengalaman dalam menterjemahkan. Hari kedua berjalan jauh lebih baik dan lebih lancer karena aku telah lumayan terbiasa dan memiliki cukup banyak informasi yang kubutuhkan untuk menterjemahkan, tidak hanya kosakata yang aku temui di kamus.
Satu hikmah terpenting yang dapat aku pelajari dari pengalaman tersebut adalah berbahasa itu sangat erat sekali hubungannya dengan berbudaya. Memahami bahasa tidak hanya tentang arti setiap kata yang bias kita lihat di kamus atau memiliki makna terminology. Namun bahasa itu lebih rumit dari itu. Jika kita tak dapat menemukan makna terminology yang membuat kita paham mengenai sebuah kata, maka kita dapat memahaminya melalui kumpulan pengalaman dan informasi yang telah ada sebelumnya di dalam lingkungan dimana bahasa tersebut digunakan—dan aku mengartikannya sebagai budaya. Berbahasa yang baik itu sekaligus berbudaya, mengucapkannya kemudian melakukannya, karena bahasa itu sendiri adalah produk budaya. Maka, jangan menjadi terlalu khawatir ketika kita mempelajari budaya asing dan terkontaminasi budayanya, karena demikianlah seharusnya…belajar bahasanya dan pelajari juga budayanya, maka kita dapat berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut dengan baik.


Pontianak, 19 Oktober 2013