Jumat, 01 Februari 2013

03.41 - No comments

AKULAH SI PELUKIS PASIR

Oleh: Zuraida

Akulah si pelukis pasir, yang melukis namamu dengan ujung ranting rapuh
Senja, saat itu melatari tiap huruf, hingga pantai mampu melafazkan namamu melalui bisik desau angin
Andai kau tahu, terselip rindu dalam setiap hembusannya
Rindu itu mengendap-endap dalam dingin angin tenggara
Akulah si pelukis pasir karena hanya itu yang aku bisa
Melukis namamu di sana, di atas permukaan pasir yang basah
Aku tahu, namamu tak akan kekal di sana, di atas permukaan pasir yang basah
Ombak senantiasa menggerus tanpa jeda
Sementara tiap butiran buih yang menerpa mengajariku perlahan tentang makna kehilangan,
Tentang makna kesendirian,
Tentang makna rasa sakit.

Pontianak, 30 Januari 2013, 20:00

03.13 - 1 comment

Sepotong Cokelat di Awal Februari

Oleh: Zuraida


Pagi yang dingin, kesendirian yang serasa abadi
Kau sulap jadi indah seiring dengan mentari yang beranjak naik
Padahal kau tahu, seyummu pagi itu saja sudah cukup menghangatkan hati
Kau tambahkan lagi sepotong cokelat manis,
Menandakan awal yang baik untuk memulai hari,
Awal yang baik untuk memulai bulan ini,
Februari, bulan penuh cinta kata para pemuda masa kini

Pagi ini juga kita berjalan beriringan,
Menembus kemalasan pagi dengan gagah berani,
Memulai hari yang sibuk

Bertemu denganmu pagi ini dan sepotong cokelat manis itu
Aku rasa keseluruhan hari akan baik-baik saja,
Aku rasa keseluruhan hidup bulan ini akan menjadi luar biasa
Karena kau ada,
Dan memberi arti seorang saudara.

09.09 Wib