Jumat, 12 Agustus 2011

Malam Hujan Berangin


Suaramu jernih, menghambur dari ruang pikiranku
Berkata lembut di ujung telinga, “tutup jendelanya, sayang, malam hujan berangin.”
Aku bergeming
Semakin khusyuk menterjemahkan dingin dan hening
“Tahukah kau sayang, aku sedang berpikir tentang kita.” Sahutku dalam diam
Jangan-jangan….
Sayang, Kita hanyalah kumpulan orang terluka,
Yang merasa aman saat bersama.
Yang merasa sepi saat berpisah.
Tapi, apapun itu….semuanya sah-sah saja bukan, untuk mendatangkan cinta,
Selama tidak memaksa.
Karena itu sayang, biarkan aku di sudut pikiranku,
Termenung,
Mencoba menjamah rasa yang aku punya untuk kita..
Pada malam hujan berangin ini…
Kuterbangkan segala Tanya melalui sela-sela pintu dan jendela,
Tanya tentang kita.
Sekali lagi, suaramu jernih, menerobos hati,
Berkata penuh kasih di ujung telinga, “tutup jendelanya, sayang, malam hujan berangin.”
Aku terdiam, mencoba menutup hati darimu..
Kau tak tahu, sayang, betapa aku ingin menjawab bisikanmu
Tapi hatiku luka,
Aku tahu, kau sama…
Luka kita semakin parah.
Maka biarkan aku membalut luka pedih ini dengan tiupan angin,
Angin pada malam yang hujan…

Pontianak, subuh, hujan, saat mengingatmu, 13 Agustus 2011
oleh: Zuraida

0 komentar:

Posting Komentar